Nanti,
Beberapa tahun mendatang
Ketika aku berdiri mengenakan toga
Disebuah jalan setapak yang gelap
Pandanganku akan tertuju kepada dua orang dijauhan sana
Dengan senyuman yang tak asing di mataku
Dua orang yang sangat aku hargai dan aku hormati
Dua orang yang sangat aku cintai dan kusayangi
Mereka adalah ibu dan ayahku
Disertai senyuman aku menghampiri mereka
Seiring dengan langkah aku teringat
Atas apa yang mereka lakukan demi aku
Ibu mengandungku selama sembilan bulan
Ibu yang mempertaruhkan nyawanya agar aku dapat hadir didunia
Ibu yang merawatku dengan penuh kelembutan dan kasih sayang
Ayah yang telah mendidiku hingga aku mengerti tentang dunia
Ayah yang rela banting tulang, ihklas memeras keringatnya agar aku tetap hidup
Detik demi detik, bulan demi bulan
Bahkan tahun demi tahun
Tapi apa yang dapat ku lakukan untuk membalasnya?
Sering aku melawan jika mereka marah karena kenakalanku
Sering aku tutup kuping tidak mau mendengarkan nasehatnya
Sering aku berbohong demi kepuasanku
Sering juga aku banting pintu didepanya
Bahkan aku mengeluarkan kata-kata kasar
Dasar crewet, kuno, kolot
Tapi apakah mereka menaruh dendam kepada kita?
Tidak.. tidak sama sekali
Mereka dapat tulus memaafkan kita
Mereka tetap menyayangi dalam setiap hembusan nafas mereka
Mereka tetap menyebut namaku disetiap doanya hingga aku bisa seperti ini
Ya tuhan...
Betapa durhakanya aku
Tak sadarkah aku bahwa mereka adalah hidup dan matiku
Langkahku terhenti dihadapan mereka
Dan ku pandangi mereka inci demi inci
Rambut yang dulu hitam kini mulai memutih
Badan yang dulu tegap kini mulai membungkuk
Dan kulit yang dulu kencang kini mulai kriput
Ku tatap mata mereka yang berbinar-binar
Mulai meneteskan air mata bahagia
Air mata haru, air mata bangga melihat aku menggunakan toga
Ku cium tangan mereka
Ku peluk mereka sambil berkata
Ibu ayah maafkan aku, aku sayang kalian selamanya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar