Hari ini tanggal 6, tepatnya sabtu pertama dibulan april. Dan satu hari setelah tanggal Lima.
Tanggal Lima, tanggal dimana semua kebahagiaan dan impian perlahan terwujud nyata.
Pagi ini masih seperti sabtu sebelumnya. Masih penuh cinta. Dan masih dengan cinta bersama dia si pelukis cinta . Pagi ini dering handphone masih sama seperti dering yang sering berbunyi dan sungguh tidak asing lagi di telinga. Dering dengan dihiasi lampu LED biru muda itu yang memang setiap pagi selalu menyala, membangunkan aku dari keterlelapan dan mengantar aku untuk menyambut matahari.
Sebenarnya ada yang berbeda, ada 'berat hati' saat memutuskan untuk meninggalkan rumah. Padahal aku pergi untuk menemui dia.
Dengan segala kesiapan yang sudah benar-benar matang sejak kemarin, aku siap menjalani hari ini dimulai dengan pergi menemui dia, lalu pulang lagi dan bersiap kondangan sembari nanti makan malam bersama dia dan keluarga. Semua sudah aku persiapkan .
Sesampainya disana, dirumah yang selalu aku rindukan kehangatannya seperti rumahku sendiri, tentu ada dia disana. Dia yang tidak pernah bisa berhenti membuat jantungku berdegup karena cinta .
Saat itu semua masih berjalan seperti biasa. Masih dengan kekonyolan yang kita ciptakan dan tentu saja masih dengan cinta. Aku sempat menolak saat dia menciumi pipiku karena dengan sengaja dia membuat dandananku lunntur. Harusnya tidak aku lakukan itu andai aku tau itu terakhir kali kami berciuman.
Lewat agak siang, pertengkarang tidak dapat dipatahkan. Aku yang terlalu egois dan dia yang sangat tidak peka. Lagi dan lagi dia menghancurkan segala rencana yang sudah aku siapkan.
Tepat sore ini ketika hujan lebat turun, aku kembali kehilangan .
Ini kebodohan kami.
Ini salah kami .
Aku telah melanggar janjiku pada Tuhan.
Aku pernah berjanji untuk mempertahankan anugerah terindah yang Tuhan beri. Aku pernah berjanji untuk tidak lagi saling menyakiti.
Tuhan aku mohon ampun...
Aku kehilangan lagi..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar