sayang, terimakasih masih tetap menjadi sesuatu yang selalu ada untukku. setelah 6 bulan berselang mungkin kini aku agaknya tampak berbeda, begitupun kamu .
tapi aku begitu menyukai dirimu yang sekarang, tentang kesabaran dan kebesaran hati dalam menghadapi amarah serta ambekan cengeng ku .
hari ini masih berlalu dengan rutinitas biasa, namun hari ini kau buat begitu spesial dengan sepiring nasi hangat dengan rendang beserta teri kacang nya, menu biasa namun sangat mampu membuat lidah ku terus menagih.
selain dari kenikmatan makannya tak lepas juga dari caramu menyuapiku. sepertinya ini adalah hariku :)
selain itu, pelukanmu pun masih tetap hangat dan begitu membuat ku nyaman untuk bersandar meski dengan air mata yang membanjiri wajahku .
ketahuilah, seperti halnya mesin, mulut pun terkadang tak mampu menjalankan fungsinnya dengan baik, mungkin karena hal itu sebabnya Tuhan menciptakan hati dan perasaan . agar kita lebih peka tanpa harus selalu mengandalkan mulut untuk berkata. berbohong itu tempatnya di bibir, namun jika kamu lihat kedua mataku kamu akan tau kapan saat aku berkata jujur dan kapan saat aku berkata bohong. kamu juga tentunya tau bahwa aku sedang sangat berbohong ketika aku bilang aku tak lagi menyayangimu. yak !! AKU BERBOHONG ! entah atas dorongan apa mulutku berucap seperti itu. sakit, sangat sakit ketika aku mengatakannya, bahkan aku pun tak pernah kuasa menatap matamu, aku tak ingin kamu melihat ada kelemahan dibalik kedua mataku. AKU SAYANG KAMU, begitu teramat menyayangimu, aku rasa tak perlu lagi ku ucapkan kata itu kamu pun tahu aku sedang berbohong ketika aku berkata rasa itu telah menghilang .
rasa sayang ini masih sama seperti rasa cemburuku, takkan pernah bisa ku musnahkan selagi rasa ini masih utuh .
ini mungkin egois, tapi maaf mengecewakanmu karena rasa takutku akan kehilanganmu masih terlalu besar sayang. yaa kamu harus tau, bahwa rasa cemburu ini masih akan tetap ada .
aku tak mau lagi menuntutmu, tapi mohon jangan lagi ada air mata diwajah pria yang aku sayangi .
cukup, cukup aku yang menangis, tidak lagi kamu !
terimakasih untuk segalanya, untuk rendang dan teri kacang yang nikmat serta untuk pelukan yang begitu sempurna.
yaaa.. aku masih sangat teramat menyayangimu, Restu Budi Prabowo .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar